Dihadiri lebih dari 100 orang dari berbagai elemen masyarakat Kabupaten Gresik, Sekolah Perempuan Kecamatan Wringinanom dan KPS2K menggelar tahlil dan doa bersama untuk para korban kebiadaban Teroris dan menyerukan menebarkan cinta kasih dan penghormatan antara sesama manusia dalam keniscayaan hidup yang beragam baik agama, keyakinan, budaya, suku, bahasa, warna kulit dan sebagainya.
Kegiatan tersebut digelar dengan sederhana, ditemani dengan hidangan kue apem dan pisang serta tumpeng lauk seadanya namun terasa khidmat karena berhasil membuktikan bahwa tidak ada masalah dengan keberagaman dan perbedaan keyakinan. Anggota Sekolah Perempuan Kecamatan Wringinanom dan Forum Keberagaman Kabupaten Gresik yang terdiri dari berbagai keyakinan, aliran dan agama turut berdoa bersama dalam kekhusukan berkumpul di lapangan dusun Kulon Desa Kesamben Kulon Kabupaten Gresik. Saling menyemangati, suasana hangat penuh cinta dan kasih, berikrar bersama untuk bersaudara dan menghilangkan rasa takut dan tetap menebar rasa kemanusiaan tanpa memandang perbedaan.
Ikrar bersama……..
Pertama, Mengecam keras terhadap pelaku bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo serta menolak penggunaan agama untuk kejahatan karena agama mengajarkan perdamaian.
Dua, Mengecam keras tindakan yang menjadikan perempuan dan anak-anak sebagai aktor dalam aksi-aksi kekerasan.
Tiga, Mendukung upaya aparat keamanan, aparat hukum dan seluruh elemen pemerintahan untuk melakukan tindakan tegas para pelaku dan kelompoknya mulai dari investigasi hingga menemukan pelaku, pihak-pihak terkait, aliran dana dan dokumen-dokumen terkait. Membuka hasil penyelidikan terhadap kasus-kasus terorisme sehingga dapat dilakukan pengawasan terhadap pihak atau kelompok yang diduga terkait dengan aksi terorisme.
Empat, Menghimbau masyarakat agar tidak mudah terprovokasi, tidak mendukung aksi-aksi kekerasan dalam bentuk apapun, menghentikan seruan kebencian terhadap kelompok tertentu dan melaporkannya kepada aparat keamanan dan hukum.
Lima, Meminta Tokoh Agama untuk menghentikan kegiatan yang berpotensial mengarah pada ekstrimisme dan seruan kebencian.
Enam, Meminta media massa untuk tidak menayangkan ceramah agama dan orang-orang yang berpotensi mengajak melakukan kekerasan, membenci kelompok yang berbeda dan memecah belah masyarakat.
Tujuh, Mendorong pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam bentuk apapun untuk melindungi seluruh warganegara dari ancaman terorisme dan segala bentuk tindak kekerasan.
Delapan, menjangkau perempuan dan anak-anak menjadi kader-kader dalam gerakan menbangun perdamaian.
Peserta yang hadir berhasil menyerukan
# Saya Indonesia
#Saya Anti Teroris
#Stop Kekerasan
#Tebar Kemanusiaan
(rum).