Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dinas KB, PP dan PA bekerja sama dengan KPS2K telah memberikan peningkatan kapasitas tentang konsep Gender kepada 300 lebih perempuan-perempuan miskin di 10 desa wilayah Replikasi Sekolah Perempuan.
Dimulai dari Sekolah Perempuan Pulau Bawean yaitu Sekolah Perempuan Desa Gunung Teguh Kecamatan Sangkapura dan Sekolah Perempuan Desa Kepuhlegundi Kecamatan Tambak pada bulan November 2017 dilanjutkan dengan Sekolah Perempuan Desa Pulopancikan dan Desa Kramatinggil Kecamatan Gresik pada bulan Mei 2018, sekolah Perempuan desa Wonorejo dan Desa Kedungsumber pada bulan juni 2018, Sekolah Perempuan desa Dooro dan Dungus Kecamatan Cerme serta Sekolah Perempuan Desa Sidomukti dan Kramat kecamatan Bungah pada bulan Juli 2018. Kegiatan tersebut sepenuhnya didanai dengan anggaran APBD kabupaten Gresik tahun 2018.
Diperkirakan 85 persen Anggota Sekolah Perempuan 10 desa tersebut telah memahami konsep Gender dan Sex (Kodrat) dengan menggunakan bahasa mereka sendiri , memahami masalah-masalah perempuan adalah masalah sosial dan bukan aib, mengerti bahwa konsep gender dipengaruhi oleh budaya patriarkhi yaitu budaya yang menomorsatukan laki-laki. Mampu memaknai Konsep Gender menyebabkan ketidakadilan bagi perempuan dan laki-laki terutama perempuan. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai korban konsep gender namun korban terberat adalah perempuan hal ini dibuktikan dengan kondisi kualitas hidup perempuan saat ini yang masih rendah sesuai data-data resmi yang dikeluarkan oleh Pemerintah maupun fakta kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Sekolah Perempuan disampaikan dengan menggunakan metode bermain peran “menjenguk bayi” yang dirasakan oleh peserta cukup mudah untuk dipahami karena tidak jauh dari kehidupan sehari-hari mereka. Perkenalan satu persatu dengan menggunakan pengeras suara membuat mereka pelan-pelan belajar bicara di depan umum dan menguatkan kepercayaan dirinya. Diskusi kelompok juga menjadi media bagi peserta yang tidak aktif terlibat diskusi di forum besar karena masih malu menjadi memiliki kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya di forum yang lebih kecil.
Pembelajaran ini berlangsung hampir 3 jam dan dilaksanakan di balai desa masing-masing, sebagai Fasilitator adalah Tim Program Gender Watch KPS2K dan Leader Sekolah Perempuan Kecamatan Wringinanom. Pembelajaran berikutnya adalah materi terkait Faktor-faktor penyebab dan pelestari ketidakadilan gender, Dampak konsep Gender, bentuk-bentuk ketidakadilan gender dan strategi memperkecil ketidakadilan gender pada perempuan.(rum).