Pada sektor industri daur ulang plastik, banyak ditemukan para pekerja perempuan daripada laki-laki. Mengapa demikian, salah satu hasil kunjungan di desa Tawangsari Trowulan Mojokerto mungkin dapat memberikan informasi mengapa pekerja perempuan banyak berminat di sektor ini. Sektor industri ini merupakan rendah teknologi, non formal dan fleksibel sehingga para perempuan yang berlatar belakang pendidikan rendah, tidak punya kemampuan khusus, tidak terbatas usia terserap dengan baik di Industri ini.
Dari kunjungan lapangan yang dilakukan oleh tim proyek Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, UNDP, PSG Universitas Indonesia dan KPS2K Timur menemui para perempuan dari usia anak-anak sampai lansia mereka melakukan kerja pemilahan di banyak tempat lokasi sebaran industri ini di Trowulan, rata-rata mereka pendidikan rendah dan menganggap bahwa apa yang dilakukan tidak berorientasi bekerja secara murni. Mereka mengatakan untuk mengisi waktu daripada nganggur, sepi karena tidak ada pekerjaan di sawah atau mendapatkan uang tambahan walaupun sambil momong anaknya.
Dari kondisi di atas, penting diketahui bahwa ada situasi yang buruk mengancam kondisi kesehatan para perempuan ini, seperti yang sudah sering dipaparkan dari kajian terhadap dampak PBDEs terbukti berbahaya bagi kesehatan perempuan dan laki-laki, terutama pada perempuan yang punya anatomi reproduksi khusus PBDEs dapat terakumulasi dalam ASI sehingga dapat menularkan resiko paparan kepada anak-anaknya.
Sebagai bagian dari kelompok perempuan, maka KPS2K juga terlibat mempromosikan kesetaraan dan keadilan gender di level pekerja perempuan sebagai upaya dari perlindungan hak-hak kesehatan pada perempuan pekerja di industri daur ulang plastik.(va).
