Bertempat di Griya Kusuma Indah Pacet Mojokerto Jawa Timur, selama 2 hari, 27 – 28 Maret 2018, 24 Leader Sekolah Perempuan Desa Kesamben Kulon, Mondoluku, Sumbergede dan Sooko melakukan pertemuan Konsolidasi Sekolah Perempuan dengan mengusung tema Membangun Organisasi Melalui Kepemimpinan Perempuan.
Hasil dari konsolidasi tersebut terpilih kepengurusan Organisasi Sekolah Perempuan tingkat Kecamatan Wringinanom periode 28 Maret 2018 – 28 Maret 2019. Lilik Indrawati dari Sekolah Perempuan Kesamben Kulon terpilih sebagai Ketua Oganisasi Sekolah Perempuan Kecamatan Wringinanom periode 28 Maret 2018 – 28 Maret 2019 secara aklamasi dan tersusunnya workplan kegiatan organisasi sampai dengan Juni 2018 yang berisi kegiatan-kegiatan untuk mendiskusikan kelengkapan elemen-elemen organisasi yang belum sempat terbahas pada kegiatan ini.
Untuk membantu ketua dalam bekerja terpilih sebagai Sekretaris: Iswinarsih, Bendahara:Fitria, dan 4 koordinator desa yaitu Koordinator Desa Kesamben Kulon: Elisabeth Yunita Ivani, Koordinator Desa Sooko: Fitri Mayangsari, Koordinator Desa Sumbergede: Elis Setyowati, Koordinator Desa Mondoluku: Satumi. Agar kegiatan di Sekolah Perempuan dapat terorganisir dengan baik, ada 4 Divisi dalam kepungurusan ini yang sudah terpilih yaitu: Divisi Pendidikan dan Pengkaderan di ketuai oleh Lusianah, Divisi Advokasi, Penelitian dan Pengembangan sebagai ketua Sriwati Tukiyem, Divisi Penguatan Ekonomi Perempuan : Wahyu Wiyanti.
Sejak 21 April 2014 Sekolah Perempuan di Kabupaten Gresik yang merupakan bagian dari Program Gender Watch memulai langkah awalnya di 2 desa yang kemudian berkembang menjadi 4 desa dan saat ini ditambah 10 desa wilayah replikasi beranggotakan 1.215 perempuan, telah mengembangkan pendidikan kritis berkeadilan gender untuk perempuan miskin marginal yang selama ini diam membeku dalam belenggu kemiskinan, kebodohan, terabaikan dan menjadi nomor dua baik di tingkat keluarga maupun komunitas.
Setelah Anggota Sekolah Perempuan mempunyai perspektif keadilan gender dan kemampuan menganalisis masalah menggunakan kacamata keadilan gender maka penting bagi mereka untuk mulai membangun organisasi. Upaya memperjuangkan hak-hak perempuan membutuhkan penggalangan kekuatan diantara organisasi-organisasi atau kelompok-kelompok perempuan. Melalui kekuatan ini, diharapkan posisi tawar perempuan akan semakin meningkat dan diperhitungkan keberadaannya.
Melalui organisasi atau kelompok, perempuan dapat meningkatkan kepercayaan dirinya karena di organisasi mereka berkesempatan untuk mengutarakan pendapatnya dan tampil di depan umum melalui kegiatan-kegiatan diskusi yang kerap diadakan. Selain itu bergabung di organisasi akan berkesempatan untuk bertemu banyak pihak dan semakin terbuka. Berbagai informasi yang diperolehnya dapat membantunya untuk melihat dan memecahkan persoalan pribadinya dari berbagai sudut pandang.
Bagi perempuan kelompok yang diikutinya dapat menjadi sebuah wadah yang tepat untuk mengatualisasikan dirinya. Selama ini suara dan pengalaman perempuan tidak pernah dihargai baik di tingkat keluarga maupun publik, sehingga aspirasi dan kepentingannya selalu dipinggirkan dalam proses pegambilan keputusan apapun. Oleh karena itu keberadaan organisasi yang memperkuat posisi tawar perempuan baik di ranah domestik maupun di ranah publik menjadi hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Melalui organisasi semacam ini perempuan didorong untuk berani menjadi pengambil keputusan dan pemimpin sehingga pada akhirnya melalui organisasi kualitas hidup perempuan meningkat dan perempuan dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan baik di tingkat komunitas/desa sampai dengan kabupaten bahkan nasional.(rum).
