Forum Komunitas MAMPU di Jakarta (Dari yang Tidak Mungkin Menjadi Mungkin)

Forum Komunitas MAMPU di Jakarta (Dari yang Tidak Mungkin Menjadi Mungkin)

Forum Komunitas MAMPU di Jakarta

(Dari yang Tidak Mungkin Menjadi Mungkin)

Nama saya Lilik Indrawati dari Dusun Kulon Desa Kesamben Kulon Kecamatan Wringinanom Kabupaten Gresik, saya dari keluarga miskin yang setiap hari bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, buruh tani dan membantu suami mengurus ternak. Di Sekolah Perempuan saya menjadi Tim Pemantau Komunitas dan anggota Sekolah Perempuan Tingkat Desa.

Selama ini saya tidak pernah bermimpi untuk pergi ke Jakarta karena rasanya hal itu tidak mungkin terjadi, karena pergi ke Jakarta pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit, jangankan untuk pergi ke Jakarta, untuk kebutuhan hidup keluarga sehari-hari saja tidak cukup. Kemudian saya mendapatkan kabar dari mbak Iva Hasanah selaku Direktur KPS2K bahwa ada undangan dari MAMPU yang ada di Jakarta dan undangannya hanya untuk 1 orang anggota skolah perempuan. Syarat yang mewakili Sekolah Perempuan yaitu harus pernah mengikuti Musrenbang ditingkat Desa, Kecamatan dan Kabupaten dan yang memenuhi persyaratan hanya saya sendiri.

Perasaan saya campur aduk senang, takut dan sedih jadi satu. Saya senang karena selama ini tidak mungkin pergi ke Jakarta tapi itu akan menjadi mungkin, rasanya seperti mimpi akan pergi ke Jakarta. Saya juga sedih karena saya tidak bisa berangkat bersama dengan teman-teman sekolah perempuan yang lainnya. Dan saya juga merasa takut karena ini merupakan pertama kali saya akan pergi ke Jakarta dan naik pesawat, saya takut karena sering melihat berita di TV tentang pesawat yang jatuh, apalagi waktu itu saya sedang menstruasi, padahal menurut ibu bidan saya sedang hamil 4 bulan. Tetapi teman-teman Sekolah Perempuan mendukung dan memberikan semangat, bahkan mereka mengadakan acara makan bersama sebelum saya berangkat ke Jakarta di rumah saya sendiri, setelah acara makan-makan selesai saya meminta teman-teman untuk  mendoakan saya agar selamat sampai tujuan dan pulang dengan selamat dan tidak terjadi apa-apa dengan saya.

Akhirnya keesokan harinya Senin tanggal 9 Mei 2016 saya berangkat dengan Mbak Iva menuju Bandara Juanda Surabaya, perasaan saya waktu itu masih takut. Setelah sampai dibandara Juanda Surabaya saya diajari bagaimana cara check in sekaligus menitipkan barang bawaan di bagasi, saya juga melewati pintu pemeriksaan. Perasaan saya semakin takut karena saya mendapatkan tempat duduk yang berbeda dengan mbak Iva. Waktu duduk di kursi pesawat saya tidak bisa memasang sabuk pengaman, sehingga saya meminta tolong orang yang berada di sebelah saya untuk membantu memasangkan sabuk pengaman.

Pada saat pesawatnya mulai take off (lepas landas), saya semakin tegang dan mulut saya tidak berhenti membaca sholawat karena saya sangat takut dan juga senang sampai saya tidak bisa menahan air mata. Dan alhamdulillah pesawat yang saya tumpangi mendarat dengan selamat di Bandara Udara Soekarno Hatta Jakarta. Saya masih merasa seperti mimpi dan tidak percaya kalau saya sampai di Jakarta.

Setelah sampai di Bandara Soekarno Hatta saya dan mbak Iva menuju Hotel dengan mengunakan mobil. Saya menginap di hotel dekat gedung KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), waktu itu mbak Iva mendapat kabar kalau saat itu sedang ada demo di depan gedung KPK, dan mobil tidak dapat berjalan karena demonya sangat ramai sampai membakar ban dan banyak sekali aparat kepolisian. Akhirnya kami menunggu demo selesai sambil makan siang. Setelah makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju hotel dan saya bisa melihat langsung demo tersebut, kami sampai di hotel pukul 16.00 WIB kemudian istirahat karena kegiatan baru dimulai pada hari selasa.

Kegiatan pada hari pertama yang saya ikuti yaitu Refleksi Forum Komunitas, memperkuat gerakan perempuan untuk penanggulangan kemiskinan. Pada waktu pembukaan acara tersebut diawali dengan sambutan dari Elisabeth Elson (Koordinator MAMPU), dia menyampaikan bahwa sangat pentingnya kepemimpinan perempuan agar bisa mengambil keputusan untuk penanggulangan kemiskinan perempuan di Indonesia. Sambutan yang kedua yaitu dari bapak Margono sekaligus membuka acara Forum Komunitas MAMPU.

Kemudian acara dilanjutkan dengan perkenalan peserta yang hadir dengan menyebutkan nama dan asal daerah saja karena peserta yang hadir sangat banyak sehingga perkenalannya singkat.

Selanjutnya kami dibagi menjadi 8 kelompok sesuai dengan asal propinsi masing-masing, kelompok Jawa Timur terdiri dari Aisyiyah, MWPRI,Tanoker, WCC Dian Mutiara dan saya mewakili Sekolah Perempuan. Kemudian kami diberikan lembar kertas yang berisi pertanyaan, kami diberi waktu berdiskusi selama satu hari untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, setiap kelompok didampingi satu orang fasilitator. Pada saat diskusi perut saya terasa nyeri, tapi saya masih bisa menahan dan tetap mengikuti diskusi, namun setelah 3 jam sakitnya semakin tidak tertahankan, sehingga saya ijin untuk tidak melanjutkan diskusi, mbak Iva menyuruh saya istirahat saja di kamar. Kemudian mbak Iva memberitahu panitia bahwa saya sedang sakit. Tidak lama kemudian saya di bawa ke Rumah Sakit yang letaknya tidak jauh dari hotel.

Setelah sampai di rumah sakit saya langsung ditangani oleh dokter. Dari hasil pemeriksaan menyatakan kalau saya harus di kuret karena selama ini saya tidak hamil, hanya ada kantong janin yang menyumbat sehingga saya tidak bisa menstruasi selama 4 bulan. Akhirnya saya di kuret dan istirahat sebentar di rumah sakit. Saya tidak bisa berhenti menangis karena saya sedih tidak punya biaya untuk membayar biaya pengobatan di rumah sakit yang besar dan mewah ini. Saya juga sedih karena sudah jauh-jauh diajak ke Jakarta malah bikin repot orang lain dan tidak bisa mengikuti kegiatan karena sakit. Ternyata seluruh biaya di rumah sakit sebesar 4 juta lebih ditanggung oleh panitia MAMPU, saya benar-benar merasa sangat terharu. Kalau kejadian ini terjadi waktu di rumah pasti tidak akan mendapat penanganan yang sebaik ini karena rumah saya jauh dari rumah sakit kabupaten.

Malam harinya ada acara malam keakraban pukul 19.30 yaitu masing-masing daerah menampilkan seni budaya yang ada di masing-masing daerah. Tapi saya tidak bisa ikut karena kondisi saya masih lemas.

Agenda acara di hari kedua yaitu Seminar Nasional MAMPU, dalam seminar ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah Kabupaten Gresik yaitu Bapak dr. Adi Yumanto selaku Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP). Dalam seminar ini terbagi menjadi beberapa talkshow yaitu yang pertama membahas tentang perlindungan sosial di  Indonesia, kedua tema tentang kesehatan reproduksi perempuan dan jaminan kesehatan, ketiga membahas tentang buruh migran dan pekerja rumahan dan keempat membahas tentang penanganan kekerasan terhadap perempuan.

Dalam setiap Talkshow diberikan kesempatan untuk tanya jawab, dan pada waktu itu saya mengajukan pertanyaan pada tema kedua yang membahas tentang kesehatan reproduksi perempuan dan jaminan kesehatan. Saya bertanya kepada narasumber dari dinas kesehatan, “bahwa selama ini informasi mengenai Kesehatan reproduksi seperti adanya pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) hanya sampai kepada anggota PKK, sedangkan tidak semua perempuan miskin menjadi anggota PKK. Saya mengusulkan agar pemerintah dapat lebih luas menyebarkan informasi dengan melibatkan organsiasi perempuan lainnya agar informasi bisa diterima oleh perempuan miskin”. Saya juga menanyakan terkait perlindungan sosial pemerintah daerah yang berupa SPM (Surat Pernyataan Miskin) yang selama ini informasinya belum sampai kepada perempuan miskin, saya berharap pemrintah sebagai pelayan masyarakat harus bisa menyampaikan informasi sampai ke bawah (perempuan miskin), jangan sampai orang miskin terkadang belum paham kemana harus mencari informasi”. Peserta yang ada di ruangan itu sangat setuju dengan pendapat saya dan memberikan tepuk tangannya.

Di hari ketiga kami berlima dari sekolah perempuan yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Padang, dan saya sendiri dari Jawa Timur melakukan Studi banding ke Sekolah perempuan yang ada di Jakarta. Yang pertama kami kunjungi yaitu sekolah perempuan Bidara Cina yang letaknya di dekat sungai Ciliwung. Sesampainya di sana kami saling berbagi cerita pengalaman dengan anggota Sekolah Perempuan Bidara Cina, ternyata pengalaman kami hampir sama dan tantangannya juga sama. Kemudian kami melanjutkan kunjungan ke Sekolah Perempuan Jatinegara, di sana kami juga saling berbagi cerita dan melakukan tanya jawab, mereka bertanya kami berlima yang menjawab, dan ternyata semakin lama semakin seru pertemuan kami sampai lupa bahwa waktu sudah sore. Akhirnya kami kembali ke hotel karena sudah terlalu sore jika dilanjutkan untuk berkunjung ke kantor Institut KAPAL Perempuan. Karena kalau jam 4 sore kota Jakarta sudah macet, dan ternyata dalam perjalanan menuju hotel kami tetap terjebak macet di Bundaran HI. Akhirnya kami sampai di hotel sekitar jam 9 malam, setelah itu kami langsung istirahat karena besoknya kami harus kembali ke Daerah masing-masing.

Besok paginya saya berangkat menuju bandara Soekarno Hatta dan kembali pulang ke Gresik, alhamdulillah saya sampai di rumah dengan selamat. Mudah-mudahan setelah saya nanti ada teman-teman sekolah perempuan yang lainnya juga bisa berangkat ke Jakarta seperti saya. Begitulah cerita pengalaman pertama saya selama di Jakarta. Dari sini saya mendapat pelajaran yang berharga bahwa solidaritas perempuan sangat penting terutama untuk perempuan miskin, kedua kepemimpinan perempuan juga sangat penting terutama kepemimpinan atas diri sendiri agar perempuan dapat terjamin hak atas kesehatan reproduksinya karena jika ada masalah dalam organ reproduksinya perempuan yang akan merasakan sendiri betapa sakitnya. Yang ketiga jika sudah mempunyai kartu jaminan kesehatan harus dibawa terutama jika bepergian.(lik).

 

Share:

Facebook
Twitter
Pinterest
LinkedIn

Kantor

Perumahan Rezan’na Regency No. 32

Anggaswangi, Kec. Sukodono

Kab.Sidoarjo 61258, Jawa Timur 61258

© 2014 – 2023 Kelompok Perempuan dan Sumber-Sumber Kehidupan

Bank Mandiri

KPS2K

1420005411094